Posts

Showing posts from June, 2020

Kebijakan Pemerintah Kolonial Inggris di Indonesia

Kebijakan Pemerintah Kolonial Inggris di Indonesia Peristiwa Belanda menyerah kepada Inggris melalui Kapitulasi Tuntang (1811), menjadi awal pendudukan kolonial Inggris di Indonesia. Thomas Stamford Raffles diangkat menjadi Letnan Gubernur EIC di Indonesia. Ia memegang pemerintahan selama lima tahun (1811-1816) dengan membawa perubahan berasas liberal. Pendudukan Inggris atas wilayah  Indonesia tidak  berbeda dengan penjajahan bangsa Eropa lainnya.  Raffles banyak mengadakan perubahan-perubahan, baik di bidang ekonomi maupun pemerintahan. Raffles bermaksud menerapkan politik kolonial seperti yang dijalankan oleh Inggris di India. Kebijakan Daendels yang dikenal dengan nama Contingenten diganti dengan sistem sewa tanah (Landrent). Sistem sewa tanah disebut juga sistem pajak tanah. Rakyat atau para petani harus membayar pajak sebagai uang sewa, karena semua tanah dianggap milik  negara. Berikut ini  pokok-pokok  sistem Landrent. a.          Penyerahan wajib dan wajib kerja di

Konsep Kependudukan

Konsep Kependudukan                      Penduduk menurut UU.RI.No. 10 tahun 1992 yaitu orang dalam matranya sebagai pribadi, anggota keluarga,anggota masyarakat, warganegara dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah Negara pada waktu tertentu. Penduduk adalah semua orang yang mendiami suatu daerah dalam suatu waktu / jangka waktu tertentu. Penduduk dipelajari oleh ilmu kependudukan, fokus perhatian demografi adalah perubahan beserta komposisi dan distribusi pendukung. Sering pula demografi didefinisikan sebagai suatu studi kuantitatif dari suatu proses demografi yaitu fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial. Kelima proses ini terjadi secara terus menerus dan menentukan besar, komposisi dan distribusi penduduk yang bersangkutan. Perubahan-perubahan kependudukan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dipelajari dalam dinamika kependudukan (population dunamics). Studi ini mempelajari sejarah penduduk, teori-teori me

Transmigrasi

Transmigrasi Jenis- jenis Transmigrasi Transmigrasi dilakukan oleh beberapa atau banyak orang dengan berbagai macam tujuan yang berbeda-beda. Karena berbagai faktor yang berbeda inilah maka jenis-jenis transmigrasi juga ada banyak. Berbagai jenis transmigrasi ini antara lain sebagai berikut: 1. Transmigrasi lokal Transmigrasi lokal merupakan jenis transmigrasi yang pertama. Seperti namanya, yakni lokal, maka transmigrasi ini dilakukan oleh orang-orang yang masih dalam satu wilayah. Wilayah yang dimaksud ini adalah dalam lingkup propinsi. Sehingga dapat dikatakan bahwa transmigrasi lokal merupakan jenis transmigrasi yang dilakukan dari satu propinsi ke propinsi lainnya. Transmigrasi ini biasanya dilakukan atas dukungan biaya dari departemen transmigrasi. Transmigrasi lokal ini bisa juga dilakukan secara massal. 2. Transmigrasi swakarya Jenis transmigrasi selanjutnya adalah transmigrasi swakarya. Transmigrasi swakarya ini seperti sebuah transmigrasi yang bertujuan untuk mem

Dampak Positif dan Negatif Dinamika Penduduk

Dampak Positif dan Negatif Dinamika Penduduk Dampak Positif Dinamika penduduk Secara umum, pertumbuhan penduduk membawa dampak positif dan negatif bagi manusia. Beberapa dampak positifnya antara lain sebagai berikut. 1.  Tersedianya tenaga kerja untuk meningkatkan produksi dalam memenuhi kebutuhan yang terus meningkat. 2.  Bertambahnya kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan sehingga berkembang jumlah dan jenis usaha lokal. 3.  Meningkatnya investasi atau penanaman modal karena makin banyak kebutuhan manusia. 4.  Meningkatnya inovasi karena penduduk dipaksa untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya, agar produktivitas lahan pertaniannya meningkat, manusia mengembangkan pupuk dan benih unggul untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang terus meningkat. Dampak Negatif Dinamika penduduk Disamping dampak positif, pertumbuhan penduduk yang tinggi juga berpotensi menimbulkan dampak negatif terutama jika  tidak diimbangi dengankualitas penduduk dan ketersediaan sarana prasaran

MIGRASI

 MIGRASI Migrasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi angka pertumbuhan penduduk. Migrasi adalah perpindahan penduduk. Orang dikatakan teleh melakukan migrasi apabila orang tersebut telah melewati batas administrasi wilayah lain. Jenis-jenis migrasi:      a.    Transmigrasi (perpindahan dari satu daerah(pulau) untuk menetap ke daerah lain di dalam wilayah Republik Indonesia)      b.    Urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota besar )      c.    Emigrasi yaitu perpindahan penduduk dari dalam negeri kemudian menetap di luar negeri      d.   Imigrasi  yaitu perpindahan penduduk dari luar negeri kemudian menetap di dalam negeri      e.    Re-emigrasi ( kembali ke tempat asal ) v  Migrasi keluar adalah keluarnya penduduk dari suatu wilayah menuju wilayah lain dan bertujuan untuk menetap di wilayah yang di datangi v  Migrasi masuk adalah masuknya penduduk dari wilayah lain ke suatu wilayah dengan tujuan menetap di wilayah tujuan.             Migrasi k

Faktor pendorong dan Faktor penghambat kematian

    Faktor pendorong  dan  Faktor penghambat kematian         Faktor pendorong kematian ( promortalitas )      1.  Adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung dan sebagainya      2.   Adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir, dan sebagainya      3.   Kesehatan serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah      4.   Adanya peperangan , kecelakaan, dan sebagainya      5.   Tingkat pencermaran yang tinggi sehingga lingkungan tidak sehat             Faktor penghambat kematian ( antimortalitas ) o   Tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang sudah baik o   Negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan o   Adanya kemajuan iptek di bidang kedokteran sehingga berbagai mecam penyakit       dapat diobati

Angka kematian bayi ( Infant Mortality Rate / IMR )

  Angka kematian bayi ( Infant Mortality Rate / IMR ) Angka kematian bayi yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi (anak yang umurnya di bawah satu tahun ) setiap 1.000 kelahiranbayi hidup dalam satu tahun. IMR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini. IMR =  (Db / Pb ) x 1000                                               Keterangan :       IMR = angka kematian bayi       Db = jumlah kematian bayi sebelum umur satu tahun       Pb = jumlah kelahiran hidup dalam waktu yang sama       1.000 = konstanta             Kriteria angka kematian bayi dibedakan menjadi berikut ini: Ø  IMR <35, termasuk kriteria rendah Ø  IMR antara 35-75, termasuk kriteria sedang Ø  IMS antara 75-125, termasuk kriteria tinggi Ø  IMR >125, termasuk kriteria sangat tinggi

Angka kematian khusus ( Age Specific Death Rate / ASDR )

   Angka kematian khusus ( Age Specific Death Rate / ASDR ) Angka kematian khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun. ASDR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini. ASDR = M i  / P i  x 1.000 Keterangan :       ASDR = angka kematian khusus       M i =  jumlah kematian pada kelompok umur tertentu       P i  = jumlah penduduk pada kelompok tertentu       1.000 = konstanta

Angka kematian kasar ( Crude Death Rate / CDR )

Angka kematian kasar ( Crude Death Rate / CDR ) Angka kematian kasar yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk dalam waktu satu tahun. CBR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini. CDR = M /P x 1.000 Keterangan :       CDR = angka kematian kasar       M = jumlah kematian selama satu tahun         P = jumlah penduduk pertengahan tahun       1.000 = konstanta             Kriteria angka kematian kasar (CDR) dibedakan menjadi tiga macam:           CDR <10, termasuk kriteria rendah           CDR antara 10-20, termasuk kriteria sedang           CDR >20, termasuk kriteria tinggi

ANGKA KEMATIAN ( MORTALITAS )

 ANGKA KEMATIAN ( MORTALITAS ) Angka kematian dibedakan menjadi tiga macam yaitu angka kematian kasar, angka kematian khusus, dan angka kematian bayi.       1.      Angka kematian kasar ( Crude Death Rate / CDR ) Angka kematian kasar yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk dalam waktu satu tahun. CBR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini. CDR = M /P x 1.000 Keterangan :       CDR = angka kematian kasar       M = jumlah kematian selama satu tahun         P = jumlah penduduk pertengahan tahun       1.000 = konstanta             Kriteria angka kematian kasar (CDR) dibedakan menjadi tiga macam:           CDR <10, termasuk kriteria rendah           CDR antara 10-20, termasuk kriteria sedang           CDR >20, termasuk kriteria tinggi      2.      Angka kematian khusus ( Age Specific Death Rate / ASDR ) Angka kematian khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan

ANGKA KELAHIRAN ( FERTILITAS )

ANGKA KELAHIRAN ( FERTILITAS ) Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan seorang wanita secara riil untuk melahirkan yang diwujudkan dalam jumlah bayi yang senyatanya dilahirkan.t tinggi rendahnya kelahiran erat hubungannya dan tergantung pada struktur umur, banyaknya kelahiran, banyaknya perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi, aborsi, tingkat pendidikan, status pekerjaan, serta pembangunan. Beberapa fertilitas yang sering digunakan adalah:       1.      Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate) Angka kelahiran kasar adalah angka yang mrnunjukkan jumlah kelahiran pertahun    di satu tempat per seribu penduduk. CBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini. CBR =  L /P x 1.000 Keterangan:            CBR = Crude birth Rate ( angka kelahiran kasar )           L   =  jumlah kelahiran selama 1 tahun             P   =  jumlah penduduk pada pertengahan tahun           1.000 = konstanta Kriteria angka kelahiran kasar (CBR) dibedakan menjadi tiga macam. ü

Pertumbuhan Pendududuk Migrasi

Pertumbuhan Pendududuk Migrasi Pertumbuhan penduduk migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh perbedaan antara jumlah migrasi masuk (imigrasi) dan migrasi keluar (emigrasi). Jumlah imigrasi yang melebihi jumlah emigrasi akan menambah jumlah penduduk di negara yang bersangkutan. Sebaliknya, jika emigrasi lebih besar dari imigrasi, jumlah penduduknya akan mengalami penurunan. Adapun rumus pertumbuhan penduduk migrasi adalah: PM= I - E Keterangan: PM = total penduduk migrasi I      = Jumlah Imigrasi E     = Jumlah Emigrasi Setelah diketahui pertumbuhan secara alami dan pertumbuhan penduduk migrasi maka selanjutnya akan diketahui pertumbuhan penduduk total. Pertumbuhan penduduk total adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung secara keseluruhan. Rumus pertumbuhan penduduk total adalah :   Pt = (L-M) + (I-E) Keterangan : P  = Pertumbuhan penduduk total       L  = Jumlah kelahiran M = Jumlah Kematian I  = Jumlah Imigrasi E  = jumlah Emigrasi Klas

Pertumbuhan Penduduk Alami

Pertumbuhan Penduduk Alami                    Pertumbuhan penduduk alami merupakan pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih antara kelahiran dan kematian. Untuk dapat mengitung pertumbuhan penduduk alami dapat diketahui dengan menggunakan rumus:  P = L - M  Keterangan: P  = pertumbuhan penduduk L  = jumlah kelahiran M = jumlah kematian Kriteria yang digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya angka kelahiran dan kematian adalah sebagai berikut :       a.   Penggolongan angka kelahiran: Ø  angka kelahiran rendah, jika angka kelahiran kurang dari 30; Ø  angka kelahiran sedang, jika angka kelahiran antara 30-40; Ø  angka kelahiran tinggi, jika angka kelahiran lebih dari 40.       b.   Penggolongan angka kematian: Ø  angka kematian rendah, jika angka kematian kurang dari 10; Ø  angka kematian sedang, jika angka kematian antara 10-20; Ø  angka kematian tinggi, jika angka kematian lebih xdari 20.

Pertumbuhan dan Jenis Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan Penduduk              Pertumbuhan penduduk adalah perubahan  populasi  sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran Jenis Pertumbuhan Penduduk       1.   Pertumbuhan Penduduk Alami                   Pertumbuhan penduduk alami merupakan pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih antara kelahiran dan kematian. Untuk dapat mengitung pertumbuhan penduduk alami dapat diketahui dengan menggunakan rumus:  P = L - M  Keterangan: P  = pertumbuhan penduduk L  = jumlah kelahiran M = jumlah kematian Kriteria yang digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya angka kelahiran dan kematian adalah sebagai berikut :       a.   Penggolongan angka kelahiran: Ø  angka kelahiran rendah, jika angka kelahiran kurang dari 30; Ø  angka kelahiran sedang, jika angka kelahiran antara 30-40; Ø  angka kelahiran tinggi, jika angka kelahiran lebih dari 40.