PERDAGANGAN INTERNASIONAL DI INDONESIA
PERDAGANGAN
INTERNASIONAL DI INDONESIA
Letak geografis Indonesia yang diapit oleh dua benua dan dua samudera,
serta posisinya yang berada pada jalur lalu lintas perdagangan internasional
akan mampu mendatangkan sebuah keuntungan tersendiri secara ekonomis bagi
Indonesia dalam menjalin suatu hubungan diplomasi dengan berbagai
negara di seluruh belahan dunia, yang nantinya hal tersebut akan berdampak
besar bagi Indonesia terlebih di era keterbukaan seperti sekarang ini.
Memanfaatkan posisi strategis Indonesia sebagai jalan diplomasi akan
memberi kesempatan bagi Indonesia dalam mempererat jalinan kerjasama dengan
negara lain. Memilih dan memilah kepentingan Indonesia dalam negosiasi
merupakan sebuah langkah yang nantinya harus diambil oleh pemerintah dalam
menciptakan suatu hubungan simbiosis mutualisme.
Dibutuhkan strategi percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi
nasional dalam mengedepankan penguatan konektivitas antar pulau, terutama
pulau-pulau terluar. Konektivitas ini hanya bisa terwujud apabila
transportasi laut di negara kepulauan terus diperankan secara signifikan.
Mengingat Luas negara Indonesia yang mencapai 5,8 juta km2
yang terdiri dari 3,1 juta km2 perairan dan 2,7 juta km2
perairan Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI). Ini artinya Indonesia
memilki luas perairan sebesar 70 persen dari luas total wilayahnya. Untuk
itu tol laut yang dicanangkan oleh pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal
ini.
Sebagai negara kepulauan yang membutuhkan lebih banyak lagi ‘jembatan
nusantara’, Indonesia bergantung dari penghubung antar pulau. Kelancaran
dalam pendistribusian akan membantu dalam kelancaran ekonomi di suatu
daerah. Tidak hanya itu, ketimpangan harga dapat diatasi hingga pemerataan
di setiap daerah nantinya dapat terwujud.
Transportasi laut sangat vital peranannya dalam mendukung konektivitas
antar pulau di Indonesia yang tidak tergantikan oleh transportasi udara
maupun darat. Persoalan bagi Indonesia tidak sekedar bagaimana
mengembangkan angkutan laut yang kompetitif, tetapi juga bagaimana mengembangkan
pelabuhan yang ada di Indonesia agar dapat memenuhi standar internasional.
Faktor standarisasi pelabuhan inilah yang menjadi salah satu
penyebab utama kurang kompetitifnya ekonomi Indonesia, dikarenakan 70 persen
dari ekspor barang dan komoditas Indonesia harus melalui pelabuhan Singapura.
Saat ini Indonesia telah memiliki sebuah kawasan pelabuhan strategis
dengan standarisasi internasional yang terletak di Sabang, namun dalam
pelaksanaannya kawasan Sabang tersebut belum bekerja secara optimal dan masih
dalam tahap pengembangan.
Pengembangan kawasan Sabang dengan standar internasional diharapkan
dapat menjadi role model dalam pengembangan pelabuhan lain yang ada di
kawasan Indonesia, hal itu dikarenakan kawasan Sabang memiliki posisi geografis
yang strategis bagi jalur perdagangan dan pelayaran internasional.
mengingat terletak pada jalur masuk bagian barat antara Kawasan Asia
Pasifik dan Asia Barat Daya.
Kawasan sabang bisa dijadikan sebagai pintu masuk Selat Malaka, Sabang
dilalui rata-rata 50,000 kapal kontainer setiap tahunnya. Kedalaman laut
secara alami di Pelabuhan Sabang yang mencapai 22 meter membuat kawasan
ini siap untuk menerima kedatangan kapal raksasa generasi masa yang akan
datang.
Letak strategis Indonesia pada jalur perdagangan internasional
tidak bisa dipandang sebelah mata, ini dikarenakan 50% armada kapal dunia
melewati selat malaka dan sekitar 50,000 kapal ‘pedagang besar’ lewat
selat ini setiap tahunnya. Untuk itu pengoptimalan pelabuhan-pelabuhan
yang nantinya akan menjadi konektivitas antar pulau di Indonesia bahkan
dunia sangat dibutuhkan.
Dari posisi Indonesia yang berada di jalur strategis perdagangan
Internasional menjadi peluang besar dalam hal peningkatan sektor perekonomian
dan sangat penting untuk ditindak lanjuti, mengingat dorongan pemerintah
untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Comments
Post a Comment